Subscribe Us

Pengendalian penyakit pada tanaman sayuran


      Tanaman sayuran adalah tumbuhan yang sering, dikonsumsi oleh manusia setiap harinya sebagai makanan pokok. Sayuran dapat dimakan mentah atau dimasak dan mempunyai peran penting dalam pemenuhan akan nutrisi pada manusia. Sayuran sebagian besar, rendah lemak dan karbohidrat, tetapi tinggi vitamin, mineral dan serat makanan. Dari pentingnya sayuran bagi konsumsi manusia, sayuran tersebut harus dijaga kualitasnya agar dapat tetap berguna bagi kesehatan manusia. Tanaman sayuran,
sering di budidayakan oleh para petani  (diproduksi) dengan tujuan memenuhi permintaan dari masyarkat atau konsumen untuk mengkonsumsi nya. 
 Salah satu masalah dalam membudidayakan tanaman khususnya sayuran, oleh petani adalah adanya serangan organisme pengganggu tanaman yaitu serangan hama dan penyakit. Dalam bagian ini akan diuraikan jenis-jenis penyakit yang sering menyerang tanaman sayuran. Berbeda dengan hama sayuran yang bisa dikenali dari penampakan jenis hamanya. Organisme penyebab penyakit tanaman sayuran berukuran sangat kecil (mikro), sehingga oleh petani awam hanya bisa dikenali dari dampak serangannya. Langkah pengendalian hanya bisa dilakukan bila para petani mengenal dengan baik gejala serangan atau penyakit yang ditimbulkan masing-masing organisme penyebabnya. Ada beberapa penyakit pada tanaman sayuran dibawa ini dan cara pengendalian nya. 
1. Penyakit Antraknose
Tanaman yang diserang adalah cabai, tomat, kentang, terong, papaya, mangga, semangka, alpukat, oyong dll. 
Gejala 
Bercak-bercak melekuk dan bulat pada buah lalu membesar berwarna coklat dengan titik-titik hitam. Pada cabai biasanya gejala serangan penyakit antraknosa atau patek pada buah ditandai buah busuk berwarna kuning-coklat seperti terkena sengatan matahari diikuti oleh busuk basah yang terkadang ada jelaganya berwarna hitam. 
Pengendalian Penyakit Antraknosa 
a) Penyiraman fungisida atau agen hayati yang tepat pada umur 5 hari sebelum pindah tanam.
b) Memusnahkan bagian tanaman yang terinfeksi. 
c) Penggiliran (rotasi) tanaman dengan tanaman lain 
d) Penggunaan mulsa hitam perak, karena dengan menggunakan mulsa hitam perak sinar matahari dapat dipantulkan pada bagian bawah permukaan daun/tanaman sehingga kelembaban tidak begitu 
tinggi.
e) Menggunakan jarak tanam yang lebar yaitu sekitar 65-70 cm (lebih baik yang 70 cm) dan ditanam secara zig-zag ini bertujuan untuk mengurangi kelembaban dan sirkulasi udara cukup lancar karena jarak antar tanaman semakin lebar, keuntungan lain buah akan tumbuh lebih besar.
2. Layu Bakteri 
Tanaman yang diserang adalah tomat, cabai, kentang, dan Nilam.
Gejala.
Gejala serangan terjadi kelayuan seluruh tanaman secara mendadak. Gejala khas, daun menguning dan menggulung dimulai dari daun tua dan diikuti daun muda. Gejala daun menguning dimulai dari pinggir daun, kemudian menyebar ke seluruh helai daun. Tanaman akan layu, mengering, dan mati.
Cara Pengendalian:
a) Penggunaan bibit yang sehat. 
b) Desinfeksi air siraman.
c) Pergiliran tanaman. 
d) Penggarapan tanah. 
e) Pemupukan berimbang. 
3. Busuk Buah
Tanaman yang diserang adalah cabai dan tomat. 
Gejala
Serangan adanya bercak- bercak coklat kebasahan pada buah sehingga buah busuk. Buah mengering dengan  cepat dan menjadi mummi. Biji terserang, menjadi coklat dan keriput.
Cara Pengendalian: 
Eradikasi atau pemusnahan tanaman terserang. Semua tanaman yang terserang harus dibakar. 
4. Bercak Daun
Tanaman yang diserang adalah kacang panjang, cabai, terong, kapri, kubis, paria, petsai, saledri, wortel dan lain-lain.
Gejala: 
Pada daun terdapat bercak bulat menyerupai mata katak, dengan pusat putih keabu-abuan dan tepi kecoklatan
atau hitam pada daun. Pada serangan berat, gejala dapat terjadi pada batang, tangkai daun dan bunga.
Cara Pengendalian:
Dengan sanitasi, pemupukan berimbang, mencabut tanaman yang terserang dan menggunakan fungisida selektif dengan bahan aktif difenoconazol.


No comments:


Powered by Blogger.